Konsep pemasaran menurut Kotler (1996) adalah sebuah filosifi pemasaran,
yang memandang konsumen atau klien sebagai fokus utama dari seluruh aktivitas
sebuah organisasi karena tidak ada organisasi yang dapat bertahan tanpa
patronasi terus menerus dari para konsumenya. Filosofi ini dianggap sebagai perhatian
yang sungguh-sungguh untuk kebaikan konsumen (orientasi konsumen) dan pemenuhan
yang memadai dari kebutuhan-kebutuhanya (kepuasan konsumen) sebagai jalur yang
paling dependen terhadap realisasi dari sasarang jangka panjang dan jangka
pendek dari sebuah organisasi. Tindakan pemasaran (act of marketing) telah
mengalami metamorfosis atau perubahan sepanjang waktu. Pemasaran telah bergeser dari tahap
produksi ke tahap penjualan dan selanjutnya ke tahap orientasi konsumen dan
selanjutnya lagi ke tahap konsumerisme dan tanggung jawab sosial. Terdapat
perbedaan tajam antara dua tahap tersebut. Pada tahap penjualan (selling stage),
penekanan adalah pada produk, perusahaan pertama kali membuat produk, lalu
memikirkan bagaimana menjualnya sehingga dapat menguntungkan, orientasi dari perusahaan
adalah internal dan penekanan dari perusahaan adalah kepada kebutuhan penjual.
Sebaliknya, pada tahap pemasaran (marketing stage), penekanan pada keinginan,
berkesinambungan, perusahaan pertama kali menentukan keinginan dan lalu
perusahaan memikirkan bagaimana membuat dan menghantarkan sebuah produk atau
jasa yang menguntungkan sekaligus memuaskan kebutuhan dari para konsumen.
Orientasi perusahaan adalah orientasi pasar eksternal dan perusahaan
menitikberatkan pada kebutuhan dari konsumen.
Tahap penjualan (selling stage) merepresentasikan cara lama dan tahap
pemasaran (marketingstage)merepresentasikan cara yang baru seperti
dicontohkan konsep pemasaran baru yang menurut I.C Achumba (1994) adalah sebuah
filosofi dan sikap atau sebuah aktivitas pemikiran bisnis sementara pemasaran
merupakan sebuah proses atau aktivitas tindakan bisnis.
4 tahapan dari pemasaran adalah
1. Konsep produksi
2. Konsep penjualan
3.Konsep pemasaran
4. Konsep konsumerisme dan tanggung
jawab sosial
1. Konsep produksi pada saat perusahaan berorientasi produk, penekanan diletakan pada
produksi massal, lini produksi yang disederhanakan pada unit-unit yang rendah.
Fungsi dari departemen penjualan (sales departement) adalah untuk menjual
dengan harga yang ditetapkan oleh para eksekutif produksi dan finansial. Pada
tahap awal dari perkembangan ini, organisasi aktivitas pemasaran adalah
sederhana. Para pabrikan (manufacturer) memiliki departemen penjualan yang
dikepalai oleh manajer penjualan (sales manager) dengan tanggung jawab utama
mengoperasikan tenanga penjualan; iklan, penelitian pemasaran dan analisis
penjualan secara umum tidak diketahui.
2. Konsep penjualan: Barang-barang (goods) tidak hanya sekedar diproduksi, disini salesmanship yang
aggresif untuk menghasilkan keuntungan lebih penting. Produksi dari
barang-barang tidak selalu menjamin penjualan disini. chief executif disini
masih disebut dengan sales manager, namun satu eksekutif memegang
tanggung jawab untuk advertising dan penelitian pasar. Pelatihan penjualan,
layanan produksi dan analisis penjualan sebelumnya dilakukan ditempat lain
diabawah eksekutif lainnya. Advertising dan analisis penjualan mungkin memiliki
manajer yang berbeda yang melapor pada seorang chief general sales
manager
3. Konsep pemasaran : perusahaan menekankan pada manajemen
pemasaran dengan sasaran ganda dari orientasi konsumen dan volume penjualan
yang menguntungkan. Perhatiannya adalah penggunan dari marketing (pemasaran)
dibandingkan dengan penjualan (selling) dan top eksekutif disini disebut dengan
Marketing Manager, ia bertanggung jawab untuk mengelola, mengarahkan produksi,
keuangan dan karyawan.
4. Konsep konsumerisme dan tanggung jawab sosial : beberapa perusahaan
yang menjalankan atau memasuki tahap ini dalam kaitanya dengan pengembangan
pemasaran mereka. Perusahaan yang memasuki tahapan ini banyak ditemukan pada
masyarakat industrialisasi
Ø Konsep
Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai
sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat
didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing
concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar
yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan
harus berorientasi pada konsumen/ pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus
menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu
sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10)
mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang
peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan,
karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti
kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan
benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda.
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani
konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai
perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan
konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam
pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan
konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran
menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu,
setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.
Ø B. MENYUSUN
STRATEGI ICJ MARKETING
Setelah kita menganalisa pasar, maka dapat
dipastikan bahwa pasar adalah tempat yang identik dengan persaingan,
permasalahan, dan perselisihan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Perlu kiranya bagi ICJ marketing membuat strategi marketing yang tepat untuk mengatasinya.
Keputusan dalam membuat strategi tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu: strategi produk, harga,
distribusi, dan promosi.
Komposisi dari keempat strategi tersebut akan
membentuk sebuah marketing mix (bauran pemasaran).
Atau lebih jelasnya Marketing Mix sebagai
perangkat alat pemasaran praktis yang dapat dikendalikan yang meliputi produk,
harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Strategi Marketing Mix mencakup empat pokok
kebijakan, yang biasa disebut dengan 4P:
a. CJ’s (product) yaitu kebijakan mengenai produk.
CJ merupakan produk jasa yang ditawarkan kepada
pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau bahkan diakui
keberadaannya, sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Oleh karena itu produk harus diperhatikan secara
detail agar dapat bersaing dengan yang lainnya di pasaran. Kebijakan mengenai
produk jasa ini dapat mencakup banyak hal, di antaranya;
• Kualitas Produk.
Kualitas dari CJ’s harus benar-benar teruji
terhadap setiap kebutuhan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus dalam
memproduksinya, sehingga keberadaan serta kualitas dari CJ’s itu sendiri dapat
terus terjaga. Pengujiannya ini, dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga penguji
atau konsumen yang ditunjuk untuk itu.
• Kemasan produk.
Kemasan CJ’s sangat berpengaruh pada minat
konsumen. Karena itu diperlukan perencanaan yang matang dalam mencetak
kaderisasi professional di bidang ini, hingga selanjutnya dapat dikemas dengan
sentuhan “sense of art” yang tinggi. Untuk itu diperlukan penelitian yang
intensif dan akurat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan minat konsumen.
• Lebel produk.
Perlu diingat, lebel suatu produk adalah nama yang
tertera pada produk tersebut, biasanya ini ditulis dalam huruf yang besar.
Dalam memberikan label atau merek suatu produk, sebaiknya yang dapat- menarik
perhatian dan mudah diingat konsumen. Karena merek suatu produk sangat
mempengaruhi konsumen dalam membeli produk tersebut.
• Kegunaan produk.
ICJ harus tahu betul CJ’s yang bagaimana yang akan
diproduksi, apakah kemampuan “air personality” yang berhubungan erat dengan
PSA, Video Presentasi, Dialog, Single/Power Announcement, Audio Image Product,
Special Character, bahkan sebagai Penyiar, MC, ataupun Presenter TV.
Artinya, semua kegunaan tersebut adalah kemampuan
yang berkaitan satu dengan lainnya serta jaminan yang harus dapat dibuktikan
oleh “The Integral CJ’s Management”.
b. CJ’s (Price) yaitu kebijakan mengenai harga.
Harga dapat diartikan sebagai nilai dari suatu
produk atau jasa yang dihasilkan oleh penjual dan biasanya identik dengan uang.
Harga CJ’s yang telah ditetapkan oleh “The
Integral CJ’s Management” harus dapat menutup semua biaya produksi, dan mungkin
lebih yang dapat menghasilkan laba untuk meningkatkan kesejahteraan Partner-nya.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi penetapan harga
CJ’s, di antaranya:
• CJ’s yang dihasilkan apakah sudah dipasarkan
oleh perusahaan lain atau perorangan atau belum.
Jika sudah maka penetapan harga lebih mengacu pada
harga pesaing. Di sinilah letak kualitas suatu produk, kemasan, dan promosinya
sangat menentukan tinggi rendah atau kepantasan dari harga CJ’s tersebut.
• Pemberian discount terhadap harga CJ’s juga
dapat menarik perhatian konsumen. Karena pada prinsipnya banyak konsumen yang
mencari informasi mengenai harga yang termurah dari suatu produk yang akan
dibelinya.
• Biaya produksi, promosi, dan distribusi juga
mempengaruhi besar kecilnya harga CJ’s. Dan biasanya perusahaan menetapkan
kegiatan tersebut sebagai harga pokok, ditambah dengan biaya administrasi yang
lain.
c. CJ’s (Place) yaitu kebijakan mengenai
distribusi.
Distribusi yaitu proses penyaluran CJ’s dari ICJ
ke semua pihak yang membutuhkan jasa mereka. Proses ini harus tetap menjaga
kualitas dan penampilan dari CJ’s tersebut. Dalam hal ini ICJ menunjuk Trans
Productions selaku distributor. Dan biasanya distributor menaikkan harga jual
CJ’s sebagai kontribusinya. Sehingga dengan cara ini, baik ICJ maupun Trans di
untungkan satu sama lainnya.
d. CJ’s (Promotion) yaitu kebijakan mengenai
promosi.
Pengertian promosi bagi ICJ lebih cenderung kepada
kegiatan untuk memamerkan CJ’s guna menunjukkan kualitasnya, untuk menarik
jumlah konsumen. Ini biasanya ditunjukkan dalam bentuk demo show reel, brosur,
seminar, demonstrasi dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan agar konsumen dapat
membedakan antara produk kita dengan produk sejenis lainnya dan menjadi yakin
untuk mengkonsumsinya karena kelebihannya.
Pada kenyataannya, strategi marketing mix ini
dapat dikembangkan dengan menambahkan 2P yang sangat erat hubungannya dalam
mencapai sasaran utama suatu perusahaan, yaitu:
1. Period yaitu kebijakan mengenai waktu.
Untuk mencapai sasaran yang optimal dan se-efisien
mungkin, setelah membuat strategi, perlu kiranya bagi ICJ marketing menentukan
bats waktu aktivitas itu akan dilaksanakan. Ini dilakukan agar kegiatan
marketing dapat terarah dan tidak mengalami kesulitan. Maka perlu menyusun
program untuk masing-masing kegiatan marketing mix.
Mengenai kapan dan berapa lama kegiatan tersebut
akan dilaksanakan, dapat dibuat secara “PERT” (Project Evaluation & Review
Techniques), yaitu diagram yang menjelaskan- jalannya suatu kegiatan dengan
gambar dan simbol.
- Membuat analisa aktivitas per satuan waktu.
- Membuat diagram yang menunjukkan kapan tiap
pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
- Memberi tanda-tanda khusus pada diagram sebagai
rambu-rambu yang harus dipatuhi bagi semua yang bertanggungjawab.
2. People yaitu kebijakan mengenai personalia.
Sumber daya terpenting bagi suatu perusahaan
adalah sumber daya manusia. karena mereka yang pada hakikatnya menjalankan
aktivitas perusahaannya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada
manusia. Atau dapat dikatakan, seberapapun hebatnya system yang digunakan,
kalau manusianya tidak berpotensi maka apa yang sudah menjadi tujuan sejak awal
akan sulit dicapai.
Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penyusunan
personalia yang benar-benar sesuai. Dalam arti sesuatu yang berhubungan dengan
penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan personalianya agar
lebih diperhatikan lagi.
Dan adapun langkah-langkah dalam penyusunan personalia
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Personalia.
Ini lebih ditekankan pada bidang-bidang apa saja
yang akan diisi oleh partners? Berapa banyak partners yang dibutuhkan?
Bagaimana ICJ dapat memenuhi kebutuhan partner yang handal dalam bidangnya?
Dan dimana ICJ dapat mencari partner yang tepat
untuk menjalankan program perusahaan?
2. Perekruitan.
Ini berhubungan dengan metode ICJ dalam pencarian
dan perekruitan partners yang handal dan dapat dipercaya untuk diseleksi dan dipilih
menjadi partner ICJ dalam memenuhi masing-masing kebutuhan.
3. Seleksi.
Merupakan pemilihan partner yang benar-benar
potensial dan mampu menjalankan program ICJ. Penyeleksian ini dapat dilihat
berdasarkan prestasi yang telah diraih oleh partner yang bersangkutan serta
kepribadiannya yang dapat dilihat berdasarkan:
a. Riwayat hidup pribadi.
Ini mencakup mengenai latar belakang keluarga,
pendidikan, hobi, dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan aktivitasnya di masa
lalu.
b. Kondisi fisik.
Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
c. Perilaku dan kebiasaan.
Untuk menempatkan jabatan yang sesuai dengannya,
sehingga akan mempercepat dalam menyelesaikan tugasnya.
d. Kemampuan logika.
Untuk mempelajari kemampuannya dalam menganalisa
suatu masalah berdasarkan logika atau pemikirannya.
e. Kemampuan tehnik.
Untuk menilai hasil kerjanya yang berhubungan
dengan aspek-aspek tehnik dalam pekerjaannya.
4. Pengenalan dan Orientasi.
Pengenalan partners kepada ICJ secara menyeluruh
dapat dilakukan setelah proses penyeleksian. Pengenalan ini dapat dilakukan
dalam bentuk tahap orientasi yaitu proses pengenalan dan penyesuaian dengan
situasi baru bagi partner baru merupakan hal yang tidak mudah dan kadang
menjadi penyebab prustasi bagi partner baru.
5. Latihan dan Pengembangan.
Pada dasarnya latihan dan pengembangan pada
partner dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kerja partner dalam mencapai
sasaran yang telah- ditetapkan. Efektivitas itu sendiri mengandung arti sebagai
kemampuan dalam memilih tujuan dan saran yang akan digunakan untuk pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang maksimal. Latihan atau yang
biasa dikatakan dalam istilah training ini diprogram oleh ICJ dengan maksud
untuk memperbaiki keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan yang telah
dikuasai sebelumnya agar lebih baik lagi. Ini biasanya diikuti oleh karyawan
baru untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kantor, dan partner lama
yang mengalami penurunan prestasi agar tetap eksis dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Sedangkan pengembangan itu sendiri merupakan pengembangan
untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian yang telah ada agar dapat
mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin maju.
6. Penilaian Pelaksanaan Kerja.
Ini dilakukan ICJ untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas kerja partners-nya, apakah masih berpotensi ataukah mengalami
penurunan? Karena pelaksanaan kerja karyawan sangat mempengaruhi pencapaian
yang akan didapat oleh ICJ. Penilaian ini dapat dilakukan dengan membandingkan
antara hasil yang dicapai dari pelaksanaan kerja partners dengan target yang
akan dicapai oleh perusahaan.
Untuk dapat meningkatkan frekuensi kerja partner,
ICJ dapat memberikan kompensasi yang merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan partners.
Dengan adanya kompensasi, secara otomatis akan
mempengaruhi daya beli klien terhadap jasa-jasa sebagai hasil produksi ICJ
menjadi meningkat.
C. MENJUAL DENGAN DAYA TARIK
Hanya perusahaan yang dapat berkembang dan maju
yang dapat mengikuti persaingan dunia yang semakin tajam. Kemajuan ini tidak
lepas dari peran seorang marketing yang benar-benar handal.
Perlu kiranya bagi ICJ Marketing untuk mengetahui
sikap seperti apa yang harus diterapkan untuk mempengaruhi dan meyakinkan
konsumen bahwa produk yang ditawarkannya adalah produk yang benar-benar
berkualitas dan tanpa meninggalkan adanya penyesalan apabila konsumen
membelinya.
ICJ Marketing harus mempunyai kepribadian yang
menarik karena akan membantu dia dalam menjalankan peran sebagai seorang
marketing yang dapat mempengaruhi dan memotivasi orang lain.
Kepribadian yang menarik dapat muncul apabila kita
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Memiliki sikap aktif dan positif.
Ini sangat berpengaruh sekali karena dengan adanya
sikap itu marketing dapat penalaran dalam hal menjual sekaligus
mendistribusikannya. Secara rasional ICJ Marketing tidak akan menjadi seseorang
yang menarik apabila sering terlihat marah-marah. Bahkan konsumen-pun enggan
untuk melihatnya. Jadi, pada saat situasi yang negative seorang marketing juga
harus mampu bersikap aktif dan positif. Ini untuk menjaga citra dirinya di
depan konsumen.
• Kepandaian menggunakan bahasa.
Keterampilan utama dalam mempengaruhi konsumen
adalah kelancaran dalam menggunakan bahasa dan berbicara sesuai dengan bahasa
orang yang akan dipengaruhi. Mereka dapat menyesuaikan pembicaraan dan sikapnya
pada setiap situasi yang dihadapi.
• Mampu menjadi pendengar yang baik
Pada hakikatnya banyak orang yang pandai
berbicara, namun kenyataannyasangat sulit untuk dapat menjadi pendengar yang
baik. Ini dikarenakan adanya sifat ego pada masing-masing individu yang ingin
terlihat sempurna di depan orang banyak dengan menceritakan hal-hal yang
istimewa tentang dirinya. Padahal tanpa disadari itu akan mengungkapkan hal-hal
buruk yang ada pada dirinya.
Sesungguhnya dengan menjadi pendengar yang baik,
seorang marketing dapat mengetahui karakter dari seorang konsumen, dengan
memperhatikan nada dan gaya bicaranya. Sehingga dapat mengukur prospek
kemungkinan penolakannya dan mencari cara untuk mendapatkan persetujuan.
Kepribadian yang menarik juga dapat membangkitkan
kepercayaan diri bagi seorang marketing dan memberikan pengalaman yang positif,
karena konsumen akan terus memuji dan menyenangi gaya kerjanya.Akhirnya, kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa berhasil tidaknya seorang marketing tergantung
pada sikap dia dalam mempengaruhi konsumen/pembeli, untuk membeli produk atau jasa yang
ditawarkan pada sang konsumen tersebut.
Refrensi
:
>www. duniainformasiblog.blogspot.com/2011/05/definisi-pemasaran.html