Kamis, 11 Oktober 2012



Ø A. Definisi Pemasaran
Konsep pemasaran menurut Kotler (1996) adalah sebuah filosifi pemasaran, yang memandang konsumen atau klien sebagai fokus utama dari seluruh aktivitas sebuah organisasi karena tidak ada organisasi yang dapat bertahan tanpa patronasi terus menerus dari para konsumenya. Filosofi ini dianggap sebagai perhatian yang sungguh-sungguh untuk kebaikan konsumen (orientasi konsumen) dan pemenuhan yang memadai dari kebutuhan-kebutuhanya (kepuasan konsumen) sebagai jalur yang paling dependen terhadap realisasi dari sasarang jangka panjang dan jangka pendek dari sebuah organisasi. Tindakan pemasaran (act of marketing) telah mengalami metamorfosis atau perubahan sepanjang waktu. Pemasaran telah bergeser dari tahap produksi ke tahap penjualan dan selanjutnya ke tahap orientasi konsumen dan selanjutnya lagi ke tahap konsumerisme dan tanggung jawab sosial. Terdapat perbedaan tajam antara dua tahap tersebut. Pada tahap penjualan (selling stage), penekanan adalah pada produk, perusahaan pertama kali membuat produk, lalu memikirkan bagaimana menjualnya sehingga dapat menguntungkan, orientasi dari perusahaan adalah internal dan penekanan dari perusahaan adalah kepada kebutuhan penjual. Sebaliknya, pada tahap pemasaran (marketing stage), penekanan pada keinginan, berkesinambungan, perusahaan pertama kali menentukan keinginan dan lalu perusahaan memikirkan bagaimana membuat dan menghantarkan sebuah produk atau jasa yang menguntungkan sekaligus memuaskan kebutuhan dari para konsumen. Orientasi perusahaan adalah orientasi pasar eksternal dan perusahaan menitikberatkan pada kebutuhan dari konsumen.
Tahap penjualan (selling stage) merepresentasikan cara lama dan tahap pemasaran (marketingstage)merepresentasikan cara yang baru seperti dicontohkan konsep pemasaran baru yang menurut I.C Achumba (1994) adalah sebuah filosofi dan sikap atau sebuah aktivitas pemikiran bisnis sementara pemasaran merupakan sebuah proses atau aktivitas tindakan bisnis.

4 tahapan dari pemasaran adalah
    1. Konsep produksi
    2. Konsep penjualan
    3.Konsep pemasaran
    4. Konsep konsumerisme dan tanggung jawab sosial

1. Konsep produksi  pada saat perusahaan berorientasi produk, penekanan diletakan pada produksi massal, lini produksi yang disederhanakan pada unit-unit yang rendah. Fungsi dari departemen penjualan (sales departement) adalah untuk menjual dengan harga yang ditetapkan oleh para eksekutif produksi dan finansial. Pada tahap awal dari perkembangan ini, organisasi aktivitas pemasaran adalah sederhana. Para pabrikan (manufacturer) memiliki departemen penjualan yang dikepalai oleh manajer penjualan (sales manager) dengan tanggung jawab utama mengoperasikan tenanga penjualan; iklan, penelitian pemasaran dan analisis penjualan secara umum tidak diketahui.

2. Konsep penjualan: Barang-barang (goods) tidak hanya sekedar diproduksi, disini salesmanship yang aggresif untuk menghasilkan keuntungan lebih penting. Produksi dari barang-barang tidak selalu menjamin penjualan disini. chief executif disini masih disebut dengan sales manager, namun satu eksekutif memegang tanggung jawab untuk advertising dan penelitian pasar. Pelatihan penjualan, layanan produksi dan analisis penjualan sebelumnya dilakukan ditempat lain diabawah eksekutif lainnya. Advertising dan analisis penjualan mungkin memiliki manajer yang berbeda yang melapor pada seorang chief general sales manager

3. Konsep pemasaran : perusahaan menekankan pada manajemen pemasaran dengan sasaran ganda dari orientasi konsumen dan volume penjualan yang menguntungkan. Perhatiannya adalah penggunan dari marketing (pemasaran) dibandingkan dengan penjualan (selling) dan top eksekutif disini disebut dengan Marketing Manager, ia bertanggung jawab untuk mengelola, mengarahkan produksi, keuangan dan karyawan.

4. Konsep konsumerisme dan tanggung jawab sosial : beberapa perusahaan yang menjalankan atau memasuki tahap ini dalam kaitanya dengan pengembangan pemasaran mereka. Perusahaan yang memasuki tahapan ini banyak ditemukan pada masyarakat industrialisasi

Ø Konsep Pemasaran
Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu:
1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar.
2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.

Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar. Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. 

Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya. Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan.



Ø B. MENYUSUN STRATEGI ICJ MARKETING

Setelah kita menganalisa pasar, maka dapat dipastikan bahwa pasar adalah tempat yang identik dengan persaingan, permasalahan, dan perselisihan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Perlu kiranya bagi ICJ marketing membuat strategi marketing yang tepat untuk mengatasinya.

Keputusan dalam membuat strategi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat strategi, yaitu: strategi produk, harga, distribusi, dan promosi. 
Komposisi dari keempat strategi tersebut akan membentuk sebuah marketing mix (bauran pemasaran).

Atau lebih jelasnya Marketing Mix sebagai perangkat alat pemasaran praktis yang dapat dikendalikan yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Strategi Marketing Mix mencakup empat pokok kebijakan, yang biasa disebut dengan 4P:

a. CJ’s (product) yaitu kebijakan mengenai produk.

CJ merupakan produk jasa yang ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau bahkan diakui keberadaannya, sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Oleh karena itu produk harus diperhatikan secara detail agar dapat bersaing dengan yang lainnya di pasaran. Kebijakan mengenai produk jasa ini dapat mencakup banyak hal, di antaranya;

• Kualitas Produk.
Kualitas dari CJ’s harus benar-benar teruji terhadap setiap kebutuhan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 
Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus dalam memproduksinya, sehingga keberadaan serta kualitas dari CJ’s itu sendiri dapat terus terjaga. Pengujiannya ini, dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga penguji atau konsumen yang ditunjuk untuk itu.

• Kemasan produk.
Kemasan CJ’s sangat berpengaruh pada minat konsumen. Karena itu diperlukan perencanaan yang matang dalam mencetak kaderisasi professional di bidang ini, hingga selanjutnya dapat dikemas dengan sentuhan “sense of art” yang tinggi. Untuk itu diperlukan penelitian yang intensif dan akurat agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan minat konsumen. 

• Lebel produk.
Perlu diingat, lebel suatu produk adalah nama yang tertera pada produk tersebut, biasanya ini ditulis dalam huruf yang besar. Dalam memberikan label atau merek suatu produk, sebaiknya yang dapat- menarik perhatian dan mudah diingat konsumen. Karena merek suatu produk sangat mempengaruhi konsumen dalam membeli produk tersebut. 

• Kegunaan produk.
ICJ harus tahu betul CJ’s yang bagaimana yang akan diproduksi, apakah kemampuan “air personality” yang berhubungan erat dengan PSA, Video Presentasi, Dialog, Single/Power Announcement, Audio Image Product, Special Character, bahkan sebagai Penyiar, MC, ataupun Presenter TV.
Artinya, semua kegunaan tersebut adalah kemampuan yang berkaitan satu dengan lainnya serta jaminan yang harus dapat dibuktikan oleh “The Integral CJ’s Management”. 

b. CJ’s (Price) yaitu kebijakan mengenai harga.

Harga dapat diartikan sebagai nilai dari suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh penjual dan biasanya identik dengan uang.
Harga CJ’s yang telah ditetapkan oleh “The Integral CJ’s Management” harus dapat menutup semua biaya produksi, dan mungkin lebih yang dapat menghasilkan laba untuk meningkatkan kesejahteraan Partner-nya.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi penetapan harga CJ’s, di antaranya:

• CJ’s yang dihasilkan apakah sudah dipasarkan oleh perusahaan lain atau perorangan atau belum. 
Jika sudah maka penetapan harga lebih mengacu pada harga pesaing. Di sinilah letak kualitas suatu produk, kemasan, dan promosinya sangat menentukan tinggi rendah atau kepantasan dari harga CJ’s tersebut.

• Pemberian discount terhadap harga CJ’s juga dapat menarik perhatian konsumen. Karena pada prinsipnya banyak konsumen yang mencari informasi mengenai harga yang termurah dari suatu produk yang akan dibelinya.

• Biaya produksi, promosi, dan distribusi juga mempengaruhi besar kecilnya harga CJ’s. Dan biasanya perusahaan menetapkan kegiatan tersebut sebagai harga pokok, ditambah dengan biaya administrasi yang lain.

c. CJ’s (Place) yaitu kebijakan mengenai distribusi.

Distribusi yaitu proses penyaluran CJ’s dari ICJ ke semua pihak yang membutuhkan jasa mereka. Proses ini harus tetap menjaga kualitas dan penampilan dari CJ’s tersebut. Dalam hal ini ICJ menunjuk Trans Productions selaku distributor. Dan biasanya distributor menaikkan harga jual CJ’s sebagai kontribusinya. Sehingga dengan cara ini, baik ICJ maupun Trans di untungkan satu sama lainnya.

d. CJ’s (Promotion) yaitu kebijakan mengenai promosi. 

Pengertian promosi bagi ICJ lebih cenderung kepada kegiatan untuk memamerkan CJ’s guna menunjukkan kualitasnya, untuk menarik jumlah konsumen. Ini biasanya ditunjukkan dalam bentuk demo show reel, brosur, seminar, demonstrasi dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan agar konsumen dapat membedakan antara produk kita dengan produk sejenis lainnya dan menjadi yakin untuk mengkonsumsinya karena kelebihannya.

Pada kenyataannya, strategi marketing mix ini dapat dikembangkan dengan menambahkan 2P yang sangat erat hubungannya dalam mencapai sasaran utama suatu perusahaan, yaitu:

1. Period yaitu kebijakan mengenai waktu.

Untuk mencapai sasaran yang optimal dan se-efisien mungkin, setelah membuat strategi, perlu kiranya bagi ICJ marketing menentukan bats waktu aktivitas itu akan dilaksanakan. Ini dilakukan agar kegiatan marketing dapat terarah dan tidak mengalami kesulitan. Maka perlu menyusun program untuk masing-masing kegiatan marketing mix.

Mengenai kapan dan berapa lama kegiatan tersebut akan dilaksanakan, dapat dibuat secara “PERT” (Project Evaluation & Review Techniques), yaitu diagram yang menjelaskan- jalannya suatu kegiatan dengan gambar dan simbol. 

- Membuat analisa aktivitas per satuan waktu.
- Membuat diagram yang menunjukkan kapan tiap pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai.
- Memberi tanda-tanda khusus pada diagram sebagai rambu-rambu yang harus dipatuhi bagi semua yang bertanggungjawab.

2. People yaitu kebijakan mengenai personalia.

Sumber daya terpenting bagi suatu perusahaan adalah sumber daya manusia. karena mereka yang pada hakikatnya menjalankan aktivitas perusahaannya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan tergantung pada manusia. Atau dapat dikatakan, seberapapun hebatnya system yang digunakan, kalau manusianya tidak berpotensi maka apa yang sudah menjadi tujuan sejak awal akan sulit dicapai.

Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penyusunan personalia yang benar-benar sesuai. Dalam arti sesuatu yang berhubungan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan personalianya agar lebih diperhatikan lagi. 
Dan adapun langkah-langkah dalam penyusunan personalia adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Personalia.

Ini lebih ditekankan pada bidang-bidang apa saja yang akan diisi oleh partners? Berapa banyak partners yang dibutuhkan? Bagaimana ICJ dapat memenuhi kebutuhan partner yang handal dalam bidangnya? 
Dan dimana ICJ dapat mencari partner yang tepat untuk menjalankan program perusahaan?

2. Perekruitan.

Ini berhubungan dengan metode ICJ dalam pencarian dan perekruitan partners yang handal dan dapat dipercaya untuk diseleksi dan dipilih menjadi partner ICJ dalam memenuhi masing-masing kebutuhan.

3. Seleksi.

Merupakan pemilihan partner yang benar-benar potensial dan mampu menjalankan program ICJ. Penyeleksian ini dapat dilihat berdasarkan prestasi yang telah diraih oleh partner yang bersangkutan serta kepribadiannya yang dapat dilihat berdasarkan:

a. Riwayat hidup pribadi.
Ini mencakup mengenai latar belakang keluarga, pendidikan, hobi, dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan aktivitasnya di masa lalu.

b. Kondisi fisik.
Hal ini untuk mengetahui sampai dimana kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

c. Perilaku dan kebiasaan.
Untuk menempatkan jabatan yang sesuai dengannya, sehingga akan mempercepat dalam menyelesaikan tugasnya.

d. Kemampuan logika.
Untuk mempelajari kemampuannya dalam menganalisa suatu masalah berdasarkan logika atau pemikirannya.

e. Kemampuan tehnik.
Untuk menilai hasil kerjanya yang berhubungan dengan aspek-aspek tehnik dalam pekerjaannya.

4. Pengenalan dan Orientasi.

Pengenalan partners kepada ICJ secara menyeluruh dapat dilakukan setelah proses penyeleksian. Pengenalan ini dapat dilakukan dalam bentuk tahap orientasi yaitu proses pengenalan dan penyesuaian dengan situasi baru bagi partner baru merupakan hal yang tidak mudah dan kadang menjadi penyebab prustasi bagi partner baru. 

5. Latihan dan Pengembangan.

Pada dasarnya latihan dan pengembangan pada partner dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kerja partner dalam mencapai sasaran yang telah- ditetapkan. Efektivitas itu sendiri mengandung arti sebagai kemampuan dalam memilih tujuan dan saran yang akan digunakan untuk pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dengan hasil yang maksimal. Latihan atau yang biasa dikatakan dalam istilah training ini diprogram oleh ICJ dengan maksud untuk memperbaiki keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan yang telah dikuasai sebelumnya agar lebih baik lagi. Ini biasanya diikuti oleh karyawan baru untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kantor, dan partner lama yang mengalami penurunan prestasi agar tetap eksis dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan pengembangan itu sendiri merupakan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan kepribadian yang telah ada agar dapat mengimbangi perkembangan teknologi yang semakin maju.

6. Penilaian Pelaksanaan Kerja.

Ini dilakukan ICJ untuk mengetahui sejauh mana efektivitas kerja partners-nya, apakah masih berpotensi ataukah mengalami penurunan? Karena pelaksanaan kerja karyawan sangat mempengaruhi pencapaian yang akan didapat oleh ICJ. Penilaian ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara hasil yang dicapai dari pelaksanaan kerja partners dengan target yang akan dicapai oleh perusahaan.

Untuk dapat meningkatkan frekuensi kerja partner, ICJ dapat memberikan kompensasi yang merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan partners.

Dengan adanya kompensasi, secara otomatis akan mempengaruhi daya beli klien terhadap jasa-jasa sebagai hasil produksi ICJ menjadi meningkat. 

C. MENJUAL DENGAN DAYA TARIK

Hanya perusahaan yang dapat berkembang dan maju yang dapat mengikuti persaingan dunia yang semakin tajam. Kemajuan ini tidak lepas dari peran seorang marketing yang benar-benar handal.

Perlu kiranya bagi ICJ Marketing untuk mengetahui sikap seperti apa yang harus diterapkan untuk mempengaruhi dan meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkannya adalah produk yang benar-benar berkualitas dan tanpa meninggalkan adanya penyesalan apabila konsumen membelinya.

ICJ Marketing harus mempunyai kepribadian yang menarik karena akan membantu dia dalam menjalankan peran sebagai seorang marketing yang dapat mempengaruhi dan memotivasi orang lain. 

Kepribadian yang menarik dapat muncul apabila kita memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


• Memiliki sikap aktif dan positif.
Ini sangat berpengaruh sekali karena dengan adanya sikap itu marketing dapat penalaran dalam hal menjual sekaligus mendistribusikannya. Secara rasional ICJ Marketing tidak akan menjadi seseorang yang menarik apabila sering terlihat marah-marah. Bahkan konsumen-pun enggan untuk melihatnya. Jadi, pada saat situasi yang negative seorang marketing juga harus mampu bersikap aktif dan positif. Ini untuk menjaga citra dirinya di depan konsumen.

• Kepandaian menggunakan bahasa.
Keterampilan utama dalam mempengaruhi konsumen adalah kelancaran dalam menggunakan bahasa dan berbicara sesuai dengan bahasa orang yang akan dipengaruhi. Mereka dapat menyesuaikan pembicaraan dan sikapnya pada setiap situasi yang dihadapi.

• Mampu menjadi pendengar yang baik
Pada hakikatnya banyak orang yang pandai berbicara, namun kenyataannyasangat sulit untuk dapat menjadi pendengar yang baik. Ini dikarenakan adanya sifat ego pada masing-masing individu yang ingin terlihat sempurna di depan orang banyak dengan menceritakan hal-hal yang istimewa tentang dirinya. Padahal tanpa disadari itu akan mengungkapkan hal-hal buruk yang ada pada dirinya.

Sesungguhnya dengan menjadi pendengar yang baik, seorang marketing dapat mengetahui karakter dari seorang konsumen, dengan memperhatikan nada dan gaya bicaranya. Sehingga dapat mengukur prospek kemungkinan penolakannya dan mencari cara untuk mendapatkan persetujuan.
Kepribadian yang menarik juga dapat membangkitkan kepercayaan diri bagi seorang marketing dan memberikan pengalaman yang positif, karena konsumen akan terus memuji dan menyenangi gaya kerjanya.Akhirnya, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa berhasil tidaknya seorang marketing tergantung pada sikap dia dalam mempengaruhi konsumen/pembeli, untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan pada sang konsumen tersebut. 

Refrensi :

>www. duniainformasiblog.blogspot.com/2011/05/definisi-pemasaran.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar